Foto: Dokumentasi pribadi
Pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu memaksa semua aktivitas masyarakat berhenti. Salah satu yang terdampak adalah pelaksanaan Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Berkendaraan Motor.
CFD ini sebenarnya sebuah kegiatan yang dilakukan pertama kali oleh negara Belanda dan Belgia pada tahun 1956. Mereka menamainya Car Free Sundays. Negara-negara Eropa kemudian segera mengikuti kegiatan ini di tahun 1990an dengan menamainya Car Free Day.
Indonesia pun ikut mengadakan kegiatan ini dengan DKI Jakarta sebagai pelopor di tahun 2007. Pemkot DKI kala itu masih menjadikannya acara tahunan saja. Pelaksanaannya dilakukan di sepanjang jalan M.H. Thamrin dan Kawasan Kota Tua.
Di Bandung, CFD kegiatan ini diuji coba dan diikuti oleh komunitas B2W (Bike To Work) Bandung pada tahun 2009. Berikutnya kegiatan CFD ini diujicobakan kembali pada 25 April 2010, sedangkan launching-nya secara resmi dilakukan pada 4 Mei 2010. Kawasan Ir. Juanda dari Jalan Dayang Sumbi sampai perempatan Jembatan Cikapayang ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan.
Kegiatan CFD ini kemudian menjadi sarana bagi warga Bandung dan sekitarnya untuk berjalan-jalan, olahraga, bersepeda ataupun berkumpulnya para komunitas. CFD menjadi ruang terbuka publik dengan tujuan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Meningkatnya minat masyarakat mendorong pemerintah Kota Bandung menggelar CFD di kawasan lain.
Namun permasalahan muncul ketika para pedagang mulai bergabung mencoba peruntungannya di kawasan ini. Para pejalan kaki dan lainnya tidak lagi menikmati kegiatan CFD seperti semula. Ruang kosong beralih fungsi menjadi tempat berjualan.
Ramainya pedagang mulai dari kaki lima sampai perusahaan besar yang melakukan promosi menimbulkan banyak sampah. CFD tidak hanya menyuguhkan tempat berolahraga dan berkumpul, tetapi juga menjadi tempat kuliner dadakan yang enak, murah dan meriah.
Sampah sisa makanan, bekas pembungkus makanan, selebaran brosur promosi,dan lainnya selalu berserakan. Kampanye Nol Sampah (Zero Waste) mulai disosialisasikan setiap kali kegiatan ini digelar.
Tahun ini kegiatan CFD dibuka kembali setelah Baraya CFD Dago Bandung melakukan silaturahmi dan menjaring suara pada 19 Februari 2023 lalu. Minggu, 4 Juni 2023, CFD kembali dibuka bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.
Kali ini Pemerintah kota Bandung mengajak masyarakat dalam kegiatan Pentas Seni Budaya CFD. Mengusung slogan "Ikuti Zamanmu, Jangan Tinggalkan Budayamu", kegiatan ini mengajak masyarakat berolahraga aerobik, dan menyaksikan pentas tari jaipong.
Sebagai bagian dari kampanye nol sampah, sebuah fashion show dari berbagai bahan daur ulang akan menjadi salah satu kegiatannya. Kegiatan CFD ini berlangsung dari pukul 06.00-10.00 di Pelataran Hotel Geulis, Dago.
Kondisinya sangat kondusif dan kembali pada konsep awal yaitu tempat berolahraga dan berjalan bersama keluarga. Banyak dari mereka kembali bersepeda ke arah Dago dengan tujuan CFD. Begitu juga para pejalan kaki yang tidak hanya ingin berolahraga tapi juga menonton kegiatan pentas seni.
Tidak ada pedagang kaki lima yang memadati kawasan CFD sehingga kebersihan dan keindahan jalan Ir. Juanda makin terasa. Sayangnya kegiatan CFD yang dilakukan di Kawasan Dago dan jalan Buah Batu ini hanya akan digelar dua kali dalam satu bulan. Asep Kuswara, Kepala Bidang Bagian Pengendalian dan Operasional dari Dinas Perhubungan Kota Bandung, menyebutkan CFD hanya akan digelar pada minggu pertama dan ketiga setiap bulannya.
Dengan pembukaan kembali kegiatan CFD ini, mudah-mudahan masyarakat Bandung dapat menikmati dan menjaga ketertibannya. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah kota pun sebaiknya bisa diikuti sehingga CFD bisa kondusif dan berlangsung setiap akhir pekan. Selamat berakhir pekan.
Komentar
Posting Komentar